Hadits Dhoif – Menasehati Penguasa Dengan Diam Diam

أحاديث ــ سرية النصيحة ــ رواية ودراية

Hadits menasehati dengan diam diam – riwayat dan diroyat

بسم الله الرحمن الرحيم

( أحاديث ــ سرية النصيحة ــ رواية ودراية )

أخرج أحمد في المسند (3/404) { جلد عياض بن غنم صاحب دارا ــ رجل من أهل الذمة ــ حين فتحت ، فأغلظ له هشام بن حكيم القول حتى غضب عياض ، ثم مكث ليالي فأتاه هشام فاعتذر إليه ، وقال هشام لعياض: ألم تسمع النبي ــ صلى الله عليه وسلم ــ يقول :” إن من أشد الناس عذاباً أشدهم عذاباً في الدنيا للناس “فقال عياض: ياهشام ألم تسمع رسول الله ــ صلى الله عليه وسلم ــ يقول ” من أراد أن ينصح لذي سلطان بأمر فلا يبد له علانية وليأخذ بيده فيخلو به فإن قبل منه فذاك وإلا كان قد أدى الذي عليه

Imam Ahmad dalam musnad 3/304 mengeluarkan hadits “Iyadh tengah menjlid seorang penduduk dari ahlu dzimah ketika penaklukan, maka Hisyam bin Hakim meninggikan suaranya (mengecamnya) hingga marahlah Iyadh. Selanjutnya (Hisyam) tinggal berapa malam kemudian mendatanginya (Iyadh) dan memperingatkan Hisyam : “Apakah engkau tidak mendengar bahwa Nabi SAW telah bersabda : Sesunggunya yang paling keras siksanya dihari kiamat adalah mereka yang paling keras siksanya di dunia kepada manusia” Maka Iyadpun berkata : “Ya Hisyam apakah engkau juga tidak mendengar bahwa rasulullah SAW bersabda : Siapa yang hendak menasehati penguasa maka jangan menampakkannya terang terangan, namun hendaklah menarik tangannya lalu menyendiri (menasehatinya). Kalau dia menerima maka itulah (yg diharapkan), dan bila dia menolak maka sungguh kau telah melaksanakan tugasmu”

وروى هذا الحديث ابن أبي عاصم في السنة (2/521) بثلاثة طرق كلها لم تصح ، الأول منها في إسناده ــ كما هو في المسند ومعرفة الصحابة لأبي نعيم (4/18) ــ شرحبيل بن عبيد الحضرمي تابعي ثقة يرسل كثيراً ( التقريب 1/349) ، وفيه أيضاً بقية بن الوليد له غرائب ومناكير لا يحتج به ( الميزان 1/339)

Yang meriwayatkan hadits ini adalah Abi Ashim di sunnahnya (2/251) dengan tiga jalur yang semuanya tidak sahih. Yang pertama dari sanadnya sebagaimana di musnad dan diketahui dari Sahabat dari Abu Hatim (4/18) Syuraih bin ‘Ubaid Al Hadlromi tabiin tsiqoh namun kebanyakan mursal (taqrib 1/349) dan disana juga ada baqyah bin walid yang padanya sering ghoring dan mungkar dan tidak bisa digunakan sebagai hujah “

artikel baru April 2017 : Ibnu Umar RA mengkritik penguasa terang-terangan, tidak sembunyi-sembunyi

والطريق الثاني فيه عبدالحميد بن إبراهيم ليس بشيئ كان شيخاً يُلقن فيتلقن ( الميزان 3/251)

Jalur kedua didalamnya ada abdul hamid bin ibrohim yang tidak mengapa namun dia telah tua dan sering ditalqin (karena lemah hapalan)

و الثالث فيه محمد بن إسماعيل بن عياش يحدث عن أبيه بغير سماع ( التقريب 2/145) والحديث له متابعات لم تصح في المستدرك وضعفها الذهبي في التلخيص (3/390) وابن عدي في الكامل في الضعفاء (4/1393) أما جزء الحديث الخاص بالنهي عن تعذيب الناس فهو ثابت بأسانيد أخرى لكنه لا يصلح متابعاً لحديث سرية النصيحة كما سبق .

Dan jalur yang ketiga dari Ismail bin Iyas yang meriwayatkan dari ayahnya tanpa mendengarkan (taqrib 2/145) dan hadits darinya berturut2 tidk sahih di mustadrok dan dia didhoifkan oleh Dzahabi di dalam Talkhis (3/390). dan Ibnu Adi di Kamil fi Dhuafa (4/1393). Adapun bagian hadits yang khas tentang larangan untuk mengazab manusia maka dia kuat dengan sanad lain akan tetapi tidak diikuti dengan hadits diam2 menasehati sebagaimana sebelumnya

 فتبين أن كل أسانيد سرية النصيحة للإمام لم تصح أصلاً ولا حتى بالمتابعة وبه يتبين لطالب العلم أن تصحيح الشيخ الألباني ــ رحمه الله ــ لوجود تلك المتابعات غير صحيح ، ولكنه كعادته يتساهل في التصحيح والتضعيف ، ولا يكاد يُعنى بفقه الحديث الذي هو اللب والمقصد.

Maka menjadi jelas bahwa sanad hadits menasehati diam-diam kepada Imam tidak sahih secara asalnya dan walaupun dengan hadits yang dilanjuti. Karena itu menjadi jelas bagi penuntut ilmu bahwa pensahihan syaikh Albani RA terhadap adanya hadits yang mengikutinya (menguatkannya) merupakan pendapat yg tidak benar. Namun, sebagaimana biasanya (beliau) mudah dalam mensahihkan dan dalam mendhoifkan hadits. Dan hampir berarti dalam fiqh yang didalannya ada inti serta maksud

 

وبعد أن ظهر ضعف حديث سرية النصيحة من حيث الرواية تعالوا معاً نتبين ضعفه في جانب الدراية فأقول:

Dan setelah menampakkan dhoifnya hadits dalam menasehati diam diam tersebut. Dan dari riwayat yang datang bersama penjelasan kedhaifannya dari aspek dirayat maka aku mengatakan :

1/ حديث عبادة بن الصامت المتفق عليه { … على أن لا ننازع الأمر أهله وعلى أن نقول بالحق أينما كنا لا نخاف في الله لومة لائم }عام لكل الناس وفي كل منكر وعلى كل مرتكب له أميراً أو مأموراً. ولا يجوز أن يعارض نص كلام رسول الله بفتوى مفتي أو حتى فعل صحابي ، لقول الله ( وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهو ). قال بعض السلف: ( يوشك أن تنزل عليكم حجارة من السماء أقول قال رسول الله وتقولون قال أبو بكر وعمر!)

1. Hadits ubadhah bin Shomit (dan agar tidak mengambil kepemimpinan dari pemegangnya dan untuk mengatakan kebenaran dimanapun kami berada serta tidak takut fillah celaan orang yang mencela) ini umum bagi setiap manusia disetiap kemunkaran data bagi setiap pelaku kejahatan  baik itu pemimpin atau rakyat. Dan tidak boleh untuk menentang nash kalam rasulullah SAW denan fatwanya para mufti walau pelakunya (yang memberi fatwa) adalah sahabat. “Apa2 yang datang dari Rasul maka ambillah dan apa2 yang dilarang maka cegahlah”. Berkata sebagian orang salaf : “Semoga batu menimpa kalian dari langit. Aku mengatakan Rasulullah berkata malah kalian mengatakan telah berkata Abu Bakar dan (telah berkata) Umar ..”

 

2/ وكذلك حديث { أفضل الجهاد كلمة حق عند سلطان جائر } وحديث { الدين النصيحة ..} وغيرهما.

فالنصيحة والجهاد بالكلمة عامة للسر والعلانية حسب المقتضى والحال لا غير.

2. demikan juga hadits “Jihad yang paling utama adalah (menyampaikan) kalimat haq kepada Imam yang keji” serta hadits “Agama adalah nasehat”

Maka nasehat dan jihad dengan kata2 secara umum baik dengan diam2 atau dengan terang2an sesuai dengan kebutuhan kebutuhan dan kondisi, bukan yang lainnya

3/ جملة ( سلطان الله ) فيها نكارة هي مثل ( خليفة الله ) فقد ردها أبو بكر الصديق حين قال إنما أنا خليفة رسول الله.

3. Kalimat (sebutan) Sultannya Allah atau yg semisalnya Khalifahnya Allah maka ditolak oleh Abu Bakar Ash Shidiq dan mengatakan bahwa sesungguhnya saya hanya Khalifahnya Rasulullah

4/ عياض بن غنم لم يحذر هشام ابن حكيم عن مخالفة للرسول ، وإنما حذره من النصيحة علانية قد تحمل السلطان لقتله؛ لأن ــ في نظره ــ أهانه في مجلسه وعلى فعياض لايرى الإسرار بالنصيحة واجباً ولا الجهر حراماً.

4. Iyadh bin Ghanm tidak memperingatkan Hisyam sebab menentang Rasulullah, namun karena dia memperingatkan bahwa menasehati dengan terang2an bisa menyebabkan penguasa membunuhnya karena dalam padangan dia, menghinanya di majelisnya. Karena itu Iyadh tidak melihat bahwa menasehati diam2 itu wajib dan juga tidak memandang menasehati terang2an itu haram

5/ على فرض صحة الحديث بتعدد طرقه كما يقول الألباني فإن النهي والأمر في قوله { .. فلا يبد له علانية وليأخذ بيده } لا يقتضي التحريم ولا الإيجاب ، وإنما يحمل النصح سراً على الاستحباب والنصح علانية على الكراهة.

5. Dan menjadi wajib atas shaihnya hadits dengan banyaknya jalan sebagaimana yg dikatakan Albani

maka mencegah larangan dalam perkataanya “maka jangan menampakannya terang2an dan hendaklah menarik tangannya dst” maka tidak menunjukkan keharaman atau kewajiban. Sesungguhnya memberi nasehat diam2 itu lebih disukai sedangkan nasehat dengan terang2an itu dienggani (makruh)

6/ وعلى فرض صحته ورفعه إلى النبي ــ صلى الله عليه وسلم ــ فإن عياضاً وهشاماً صحابيان اختلفا في مسألة فلا حجة لأحدهما على الآخر ولا حرج على من جاء بعدهم أن يأخذ بقول واحد منهم ولا ينكر عليه كما هو مقرر بين العلماء.

Dan menjadi wajib atas kesahihan dan membawanya kepada Nabi SAW bahwa sesungguhnya Iyadh dan Hisyam dua sahabat yang berbeda pendapat dalam masalah maka tidak ada hujah pada keduanya atas yang lainya dan tidak ada keengganan ata apa yang datang sesusah mereka untk mengambil perkataan yang sama diantara mereka dan tidak mengingkari atasnya, sebagaimana yang disepakati diantara para ulama

 

7/ هشام استمر في نصح الأمراء علانية فقد أنكر على عياض لما كان والياً على حمص ولم يذكّره عياض بذاك الحوار ــ وولايته على حمص بعد فتح داريا ــ.

7. Hisyam terus menasehati umaro dengan terang2an maka itu menunjukkan peingkaran kepada iyadh sebagaimana ketika dia menjadi wali di Homs dan tidak disebutkn Iyadh dalam perbincangan itu dan juga di wilayah Homs setelah ditaklukkannya Dariya

8/ عامة السلف ينكرون المنكر الظاهر علانية على فاعله كائناً من كان فأنكر أبوهريرة على مروان بن الحكم وهو يخطب على المنبر ( بيع الصكاك ) كما في صحيح مسلم،و أنكر عليه أيضاً أبوسعيد الخدري ــ في الصحيحين ــ تقديمه ( خطبة العيد على الصلاة ) وأنكر كثير من الصحابة على معاوية توليته لابنه يزيد ( ولاية العهد) ، ونهى الخليفة عثمان الناس عن متعة الحج فأنكر عليه علي بن أبي طالب قائلاً{ ما تريد إلا أن تنهى عن أمر فعله النبي!} ، ولم يقل أحد أن إنكارهم على الأمراء كان خروجاً عليهم أو سبباً للخروج.

 

Secara umum kaum Safah mengingkari kemungkaran yang terang2an kepada pelakunya siapapun dia maka Abu Hurairah mengikari Marwan bin Hakim sementara dia berkhutbah diatas mimbar (tentang jual beli sukuk – surat kertas) sebagaiman di dalam Sahih Muslim. sementara Ali mengingkari Abu Said al Khudri dalam sahihain ketika dia hendak mendahulukan khutbah id sebelum sholat) demikian juga sebagian besar sahabat mengingkari Muawiyah karena tauliyahnya kepada Yazid. Dan ketika Khalifah Utsman hendak melarang manusia melakukan haji tamattu maka Ali RA berkata : “apakah engkau hendak melarang apa yang dikerjakan Nabi?”. Dan tidak seorangpun mengatakan bahwa mengingkari umaro termasuk khuruj atau sebab dari menjadi khawarij !

9/ أخرج مسلم في صحيحه أن عمارة بن رؤبة قال للأمير بشر بن مروان لما رآه رافعاً يديه على المنبر يدعو قال له : ( قبح الله هاتين اليدين ) ولما دخل كعب بن عجرة المسجد ورأى عبدالرحمن بن أم الحكم يخطب الجمعة قاعداً أنكر بأعلى صوته ( انظروا إلى هذا الخبيث يخطب قاعداً).

وهذه الأدلة بمجموعها تدل على أن المنكر الظاهر السنة إنكاره علانية، وإن كان خفياً فينكر سراً. وحديث { أفضل الجهاد كلمة حق .. } قاله الرسول ــ صلى الله عليه وسلم ــ في حجة الوداع أي أنه غير مخصص ولا منسوخ .


Ini adalah dalil yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa kemungkaran yang tampak maka sunah untuk diingkari dengan terang2an, sedangkan pengingkaran yang tersembunyi maka juga diingkari dengan sembunyi “Sebaik2nya jihad adalah kalimat benar ..” berkatalah Rasulullah SAW : di haji wada’ yakni hal tersebut tidak khusus dan juga tidak mansukh

 

10/ أما جملة {.. ولكن ليأخذه بيده فيخلو به فإن قبل منه فذاك وإلا كان قد أدى الذي عليه } لا يمكن أن تتحقق بعد عصر الخلفاء الراشدين حيث انعزل الخلفاء والولاة عن الرعية ــ بالحجاب والخدم والشرط والسكرتارية ومدير المكتب والتشريفات والمراسم .. الخ ــ بل وصل الحال أن يطلب العلماء والقضاة والناصحون مقابلة الأمير والوزير فلا يمكنوا فضلاً عن منعهم من كتابة النصائح الجماعية الموقعة أو حضورهم للشكوى أو مطالبة بحقوق. فظهر أن هذه الجملة لا تكاد تُشم فيها رائحة النبوة وقد تبين ــ بحمد الله ــ أن الحديث لم يصح .

Ini adalah dalil yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa kemungkaran yang tampak maka sunah untuk diingkari dengan terang2an, sedangkan pengingkaran yang tersembunyi maka juga diingkari dengan sembunyi “Sebaik2nya jihad adalah kalimat benar ..” berkatalah Rasulullah SAW : di haji wada’ yakni hal tersebut tidak khusus dan juga tidak mansukh

 

ومن أدلة القائلين بوجوب (سرية النصيحة للولاة ) حديث أسامة بن زيد المتفق عليه {أنه قيل له : ألا تدخل على عثمان لتكلمه ؟ قال : أترون أني لا أكلمه إلا أسمعكم !؟ والله لقد كلمته فيما بيني وبينه دون أن أفتح أمراً لا أحب أن أكون أول من فتحه } .

فيجاب عنه أولاً: ليس مرفوعاً إلى النبي صلى الله عليه وسلم ولا بحكم المرفوع بل هو اجتهاد خاص لأسامة بن زيد خالفه غيره من الصحابة كعلي بن أبي طالب وغيره.

Adapun dalil dari mereka yg mengatakan (menasehati dengan sembunyi2 kepada wali), hadits  Usamah bin Zaid Mutafaq alayh bahwa dia ”Kenapa engkau tidak masuk kepada Utsman kemudian menasihatinya”. Maka berkata Usamah:”Apakah kalian beranggapan bahwa aku tidak berbicara dengan Utsman kecuali aku harus kabarkan kepada kalian. Demi Allah, sesungguhnya aku telah menasihatinya berduaan. Maka aku tidak ingin membuka suatu perkara yang aku menjadi orang yang paling pertama membukanya” maka hadits ini tidak marfuk kepada Nabi SAW karena itu maka itu adalah ijtihad khas dari Usamah bin Zaid dan menyelisihinya sebagaian sahabat sebagaiman Ali bin Abi Tholib dan selainnya

 

ثانياً: أن أسامة كان ينصح سراً ولا يعلم الناس عنه فاتهموه بالتقصير واتهام العالم بهذا يجرء  الجهال على العلماء ولهذا كان رده قوياً ، والعجيب في الأمر أن يرى البعض ممن لم يؤت حظا من العلم ــ أن إنكار المنكر الظاهر باللسان أو النصيحة العلنية لولي الأمر ــ خروج عليه فقالوا ( الخروج باللسان كالخروج بالسنان ) والأغرب من هذا أن يراه الشيخ الألباني . قال في ــ مختصر صحيح مسلم ــ تعليقاً على حديث أسامة آنف الذكر : ( يعني المجاهرة بالإنكار على الأمراء في الملأ كما اتفق في الإنكار على عثمان جهراً إذ نشأ عنه قتله ) وهذا الحكم أو الفتوى منه صارت متكأ وكأنها قاعدة من القواعد الخمس الكلية في الشريعة !

 

Kedua, sesungguhnya Usamah menasehati dengan diam2 dan tidak mengetahuinya manusia maka telah menuduhnya lalai dan merasa alim dan jahil kepada ulama dan karena itu maka ditolak dengan yang lebih kuat dan ajaibnya dalam masalah ini adalah melihat sebagian dari mereka yang salah dalam hal ilmu bahwa mengingkari kemungkaran yang nyata dnegan lisan atau nasehat terbuka kepada ulil amri – maka keluar darinya. mereka berkata “keluar dari lisan seperti keluar dari panah” dan yang lebih asing dari perkara ini adalah melihat kepada Syekh Albani yang dalam Mukhtashor Sahih Muslim berkata mengkomentari hadits Usamah diatas ” yakni mengeksplisitkan pengingkaran kepada umaro di publik sebagaimana sepakatnya dalam pengingkaran atas Utsman ketika berita tersebut tersebar (dan memancing) pembunuhan terhadapnya. Dan hukum/fatwa ini terang2an seakan2 menjadi kaidah dari kaidah lima dalam aspek syariat

 

 ولا أدري كيف جزم الشيخ رحمه الله فضلاً عن من قلده أن قتل عثمان إنما حصل جزماً بسبب الجهر عليه بالإنكار ولازم هذا : لو لم ينكر على عثمان لما قُتل. أليس هذا من ادعاء الغيب؟ سبحانك هذا بهتان عظيم ( قل لا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلا الله ) ولا يجوز لأحد كائناً من كان أن يدعي ذلك. لا أدري ما جواب الشيخ ومن يقلده لو قيل : إن قتله كان بسبب لينه وتسامحه مع الناس أكثر من أبي بكر وعمر ، أو كان لعفوه عن الحكم بن أبي العاص وإرجاعه للمدينة وقد نفاه النبي ــ صلى الله عليه وسلم ــ إلى الطائف وبقي منفياً في عهد الخليفتين أو لإذنه للصحابة بسكنى سائر الأمصار فتغيرت تركيبة سكان المدينة؟ لا يجزم بهذا ولا ذاك لكنها آجال وأقدار محددة.

Saya tidak tahu bagaimana syaikh RA bisa memastikan terutama juga yang mengikutinya bahwa pembunuhan utsman adalah pasti merupakan hasil dari tersebarnya pengingkaran (protest) terhadapnya dan menjadi lazimnya adalah ; apakah bila tidak diingkari Utsman maka dia tidak akan dibunuh ? Apakah hal tersebut bukan merupakan klaim terhadap hal ghaib ? Subnahallah .. ini adalah kesalahan yang nyata (Katakanlah, bahwa tidak ada yang tahu hal ghaib yang ada di langit dan yang ada di bumi melainkan hanya Allah).

Tidak boleh bagi seseorang siapapun dia untuk menyeru hal tsb. Saya tidak tahu apa jawabya Syaikh dan yang bertaqlid keadanya bila dikatakan : sesunggunya penyebab terbunuhnya dia adalah karena lembut dan toleransinya dia kepada manusia, lebih dari Abu bakar dan Umar atau sesunggunya dia sangat pemaaf terhadap Hakim bin Abi Ash dan kembali ke Madinah padahal Nabi SAW telah melarang dia ke Thoif dan Baqi pada masa dua khalifah (sebelumnya) atau izinnya dia kepada para sahabat untuk tinggal di seluruh pelosok sehingga merubah komposisi dari penduduk Madinah ? Tidaklah hal ini pasti ataupun karena hal itu namun karena ajal dan waktu yang telah ditentukan

 

والخلاصة في حكم النصيحة ــ رواية ودراية ــ :

1/ عدم صح حديث عياض بن غُنم وضعف دلالة حديث أسامة بن زيد.

2/ النصيحة واجبة على كل مسلم و لكل أحد ــ حاكماً أو محكوماً ــ فإن كان المنكر ظاهراً تعيّن إنكاره سراً.

3/ النصيحة أو الإنكار علانية لا تتعارض مع أحاديث وجوب السمع والطاعة للإمام بل تُؤكدها لأنها مقتضى البيعة.

4/ اعتبار نصيحة القول باللسان هي خروج على ( ولي الأمر) كالخروج عليه بالسيف والسنان قول على الله بغير علم فليتق الله قائله.

Kesimpulan – pada masalah nasihat, riwayat dan dirayat

1. Tidak ada hadits sahih dari Iyadh bin Ghanm dan lemahnya dalil Usamah bin Zaid

2. Nasehat  adalah hal wajib bagi setiap muslim dan setiap orang baik itu penguasa ataupun rakyat, maka bila kemungkaran telah nyata maka diingkari dengan diam2

3. Nasehat atau pengingkaran terang2an tidak bertentangan dengan hadits wajibnya mendengar dan taat kepada Imam bahkan menguatkan sebab itu adalah selaras dg baiat

4. Nasehat dengan lisan dianggap keluar dari ulil amri sebagaimana keluar (khuruj) dengan pedang / panah maka ini adalah perkataan tanpa ilmu dan hendaklah yang mengatakan itu bertawakal kepada Allah SWT

diambil dari : http://www.alfunisan.com/أحاديث-ــ-سرية-النصيحة-ــ-رواية-ودراية/ .  Bila ada salah terjemah mohon langsung dikomentari ..

والله أعلم ، وصلى الله على نبينا محمد.

 

13 April 2022 : Baru mengetahui bahwa penulis makalah di atas yakni Syaikh Saud AlFunayisan (سعود الفنيسان ) yang merupakan mantan Dekan Fakultas Syariah di Universitas Al Imam di Riyadh ditangakap oleh penguasa Arab Saudi https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210216203252-120-607072/6-ulama-yang-ditangkap-pemerintah-arab-saudi. Pantas saja link diatas mati, karena mungkin juga sudah di tutup.

One thought on “Hadits Dhoif – Menasehati Penguasa Dengan Diam Diam

  1. Pingback: Penjelasan dan Hukum Syara terkait Demonstrasi (Unjuk Rasa / مظاهرة ) | Something inside my minds

Leave a comment