RAGAM KATEGORISASI GHARIMIN DI 4 MADZHAB

Dalam Kitab Al-Fiqh ‘alaa Al-Madzahib Al-Arbaah (كتاب الفقه على المذاهب الأربعة) Syaikh Abdurrahman Aj-Jaziry, bagian [مصرف الزكاة] https://al-maktaba.org/book/9849/560 dikemukakan definisi faqir miskin sebagai berikut :

Hanafiyah :

الغارم: هو الذي عليه دين ولا يملك نصاباً كاملاً بعد دينه، والدفع إليه لسداد دينه أفضل من الدفع للفقير

Al-Ghorim adalah mereka yang mempunyai hutang dan tidak memiliki harta satu nishob penuh setelah (dibayarkan untuk) hutangnya. Memberikan zakat kepada gharim untuk melunasi hutangnya lebih utama dibandingkan memberikan zakat ke faqir.

Malikiyah :

الغارم: هو المدين الذي لا يملك ما يوفي به دينه، فيوفى دينه من الزكاة، ولو بعد موته وشرطه الحرية، والإسلام، وكونه غير هاشمي، وأن يكون تداينه لغير فساد: كشرب خمر، وإلا فلا يعطى منها إلا أن يتوب . ويشترط أن يكون الدين لآدمي , فإنكان لله كدين الكفرات فلا يعطى من الزكاة لسداده،

A-Ghorim adalah orang yang berhutang dan tidak memiliki apa-apa untuk memenuhi/melunasi hutangnya. Maka hutangnya dilunasidari zakat, meskipun sesudah kematiannya. Disyaratkan orang merdeka, muslim dan bukan dari Bani Hasyim, dan hutangnya bukan untuk perbuatan fasad semisal minum khamr, namun bisa dibayarkan asalkan dia telah bertobat. Dan disyaratkan hutang-nya adalah untuk manusia. Kalau hutangnya untuk (kewajiban kepada) Allah SWT semisal untuk membayar kafarat, maka tidak diberikan zakat untuk melunasinya.

Hanabilah :

الغارم قسمان: أحدهما: من استدان للإصلاح بين الناس, ثانيهما: من استدان لإصلاح نفسه في أمر مباح أو محرم وتاب، ويعطى ما يفي به دينه

Al-Gharim ada dua macam: Pertama: yang berhutang untuk mendamaikan antar sesama. Kedua: Seseorang yang berhutang untuk kemaslahatan dirinya pada perkara yang mubah atau yang haram namun telah bertobat. Diberikan padanya apa-apa untuk membayarkan hutangnya.

Syafi’iyah :

الغارم هو المدين، وأقسامه ثلاثة: الأول: مدين للإصلاح بين المتخاصمين، فيعطى منها، ولو غنياً؛ الثاني: من استدان في مصلحة نفسه ليصرف في مباح؛ أو غير مباح، بشرط أن يتوب، الثالث: من عليه دين بسبب ضمان لغيره؛ وكان معسراً هو المضمون إذا كان الضمان بإذنه، فإن تبرع هو بالضمان بدون إذن المضمون يعطى متى أعسر هو، ولو أيسر المضمون؛ ويعطى الغارم في القسمين الأخيرين ما عجز عنه من الدين، بخلاف القسم الأول، فيعطى منها، ولو غنياً

Al-Ghorim adalah orang yang berhutang dan ada 3 macam. Pertama, berhutang untuk memperbaiki antar manusia yang bersengketa, maka dia diberikan zakat meski dia kaya. Kedua, siapa yang meminjam untuk kebaikan dirinya untuk keperluan yang mubah atau yang tidak mubah namun disyaratkan untuk bertobat. Ketiga, siapa yang padanya ada hutang disebabkan menjadi penjamin untuk orang lain dan ketika tertanggung mengalami kesulitan namun dia dijamin dengan izinnya (si al-ghorim). Namun bila dia (si al-ghorim) menjamin namun tanpa izin dari tertanggung, maka diberikan zakat hanya ketika si penanggung kesulitan meski yang tertanggung tidak menggalami kesulitan. Al-Ghorim macam yang kedua dan yang ketiga diberikan zakat manakala lemah/kesulitan sedangkan macam yang pertama diberikan zakat meski kaya.


Adapun dalam kitab Al-Amwal Fiy Daulah Al-Khilafah (الأموال في دولة الخلافة ) karya Syekh Abdul Qodim Zalum (عبد القديم زلوم) dan sudah diterjemahkan menjadi Sistem Keuangan Negara Khilafah https://tsaqofah.id/sistem-keuangan-negara-khilafah/

Pada bab (مَصَا رِفُ الزّ كاة) Pos-Pos Pengeluaran Zakat, kategorisasi Al-Gharimun adalah sebagai berikut :

الغارمون: وهم المدينون، الذين يتحملون الدين، لإصلاح ذات البين، أو لدفع الديات، أو يتحملونه لقضاء مصالحهم الخاصة .

Gharimin, yaitu mereka yang memiliki hutang. Yakni orang-orang yang memikul beban hutang dalam rangka memperbaiki hubungan, atau untuk membayar diyat, atau mereka menanggung hutang untuk memenuhi keperluan-keperluan khusus mereka.

أما الذين يتحملون الدين لإصلاح ذات البين، أو لدفع الدِّيَات، فإنه يُدفع لهم من الزكاة، فقراء كانوا أو أغنياء، ويدفع إليهم ما تحملوه من دين دون زيادة.

Bagi orang-orang yang memikul hutang dalam rangka memperbaiki hubungan atau untuk membayar diyat, maka mereka diberi bagian dari zakat, baik mereka itu miskin maupun kaya. Dan diberikan kepada mereka sebesar beban hutang yang dipikulnya tanpa tambahan.

وأما الذين يتحملون الدين لقضاء مصالحهم الخاصة، فيدفع لهم من الزكاة لقضاء ديونهم، إن كانوا فقراء، أو كانوا غير فقراء لا يقدون على سداد ديونهم، وأما إن كانوا أغنياء يقدرون على سداد ديونهم، فلا يدفع لهم؛ لأنّها لا تحل لهم

Adapun orang-orang yang memikul beban hutang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya, maka diberikan bagian dari zakat kepada mereka untuk menutupi hutanghutangnya, baik mereka itu kaya maupun miskin. Dan diberikan tidak melebihi besar hutang mereka. Namun, jika mereka orang- orang kaya yang mampu menutup hutang-hutangnya, maka tidak diberikan bagian zakat kepada mereka, karena hal itu tidak dibolehkan bagi mereka

Demikian penjelasan ini semoga memberikan manfaat.

Balikpapan 11 April 2022

Leave a comment