DEFINISI MUALLAF QULUBUHUM MENURUT 4 MADZAB+

Dalam Kitab Al-Fiqh ‘alaa Al-Madzahib Al-Arbaah (كتاب الفقه على المذاهب الأربعة) Syaikh Abdurrahman Al-Jaziry bagian [مصرف الزكاة] https://al-maktaba.org/book/9849/560 dikemukakan definisi muallaf qulubuhum adalah sebagai berikut :

Hanafiyah :

وأما المؤلفة قلوبهم، فإنهم منعوا من الزكاة في خلافة الصديق، ويشترط لصحة أداء الزكاة النية المقارنة لإخراجها، أو لعزل ما وجب إخراجه.

Muallafaf qulubuhum itu tidak diberikan zakat pada masa Khilafah Abu Bakar Ash-Shidiq. Sahnya pemberian zakat adalah niat perbandingan/pertimbangan, apakah (perlu) untuk mengeluarkan atau untuk tidak.

Malikiyah :

“والمؤلفة قلوبهم” هم كفار، يعطون منها ليتمكن الإيمان في قلوبهم، وعلى القول الثاني، فحكمهم باق لم ينسخ، فيعطون من الزكاة الآن .وأما على التفسير الأول ففي بقاء حكمهم وعدمه خلاف، والتحقيق أنه إذا دعت حاجة الإسلام إلى استئلاف الكفار أعطوا من الزكاة وإلا فلا،

Muallafaf qulubuhum adalah orang orang kafir yang diberikan zakat untuk memantapkan iman di dalam hatinya (untuk masuk Islam). Pada pendapat kedua hukumnya adalah tetap, tidak mansukh (dihapus) sehingga masa sekarang tetap diberikan zakat. Adapun penafsiran yang pertama yakni tetapnya hukum tidak ada perbedaan dan realisasinya adalah bila ada kebutuhan Islam untuk kesetiaan mereka maka diberikan, dan bila tidak dibutuhkan maka tidak.

Hanabilah :

و”المؤلف” هو السيد المطاع في عشيرته ممن يرجى إسلامه أو يخشى شره، أو يرجى قوة إيمانه أو إسلام نظيره من الكفار أو يحتاج إليه في جبايتها ممن لا يعطيها، فيعطى منها ما يحصل التأليف

Muallaf adalah seorang tuan yang dipatuhi di kaum-nya dan diharapkan keislamannya atau ditakutkan kejahatannya (terhadap umat Islam). Diharapkan kekuatan imannya dan agar rekannya yang kafir atau membutuhkan kepadanya (untuk masuk Islam), atau dibutuhkan untuk menarik mereka yang tidak memberikan (zakat). Diberikan(zakat) kepadanya apa-apa yang bisa menghasilkan ketertarikan.

Syafi’iyah :

و”المؤلفة قلوبهم” هم أربعة أنواع: الأول: ضعيف الإيمان الذي أسلم حديثاً؛ فيعطي منها ليقوى إسلامه؛ الثاني: من أسلم، وله شرف في قومه، ويتوقع بإعطائه من الزكاة إسلام غيره من الكفار؛ الثالث: مسلم قوي الإيمان: يتوقع بإعطائه أن يكفينا شر من وراءه من الكفار، الرابع؛ من يكفينا شر مانع الزكاة؛

Muallaf Qulubuhum ada empat macam : (1) seseorang yang baru masuk Islam dan iman-nya masih lemah, maka diberikan zakat untuk menguatkan ke-Islaman-nya (2) siapa yang masuk Islam dan memiliki keutamaan/kemualiaan di kaumnya, dan diharapkan dengan memberikan zakat kepadanya maka akan masuk Islam orang selainnya yang masih kafir (3) muslim yang kuat imannya dan diberikan zakat kepadanya untuk mencukupkan/menghentikan kita dari keburukan dari balik orang kafir (4) muslim kuat yang akan menghentikan kita dari keburukan penolak zakat.


Adapun dalam kitab Al-Amwal Fiy Daulah Al-Khilafah (الأموال في دولة الخلافة) karya Syekh Abdul Qodim Zalum (عبد القديم زلوم) dan sudah diterjemahkan menjadi Sistem Keuangan Negara Khilafah https://tsaqofah.id/sistem-keuangan-negara-khilafah/

Pada bab (مَصَا رِفُ الزّ كاة) Pos-Pos Pengeluaran Zakat,

المؤلفة قلوبهم: وهم صنف من القادة أو الزعماء، أو المؤثرِّين، أو الأبطال الذين لم يرسخ إيمانهم، ويرى الخليفة، أو ولاته، أن يُعطوا من الزكاة تأليفاً لقلوبهم، أو ترسيخاً لإيمانهم، أو لاستخدامهم لمصلحة الإسلام والمسلمين، أو للتأثير على جماعاتهم، مثل من أعطاهم الرسول كأبي سفيان، وعيينة بن حصن، والأقرع بن حابس، وعباس بن مرداس، وغيرهم.

Muallaf, mereka terdiri dari para panglima perang, para pemimpin, tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh atau para ksatria yang belum kuat imannya. Khalifah atau para wali bisa memberikan kepada mereka zakat untuk menguatkan hati mereka mereka, menghunjamkan iman mereka, atau mempersiapkan mereka untuk (berkorban demi) kepentingan Islam dan kaum Muslim, atau untuk
mempengaruhi pengikut (kelompok) mereka. Rasulullah saw pernah memberikan zakat kepada Abu Sufyan, Uyainah bin Hishan, Aqra’ bin Habis, ‘Abbas bin Murdas dan sebagainya.

وهؤلاء المؤلفة قلوبهم لا يعط وْن من الزكاة إلاّ إذا كانوا مسلمين، فإن كانوا كفاراً لا يُعطون من الصدقات، لأنّها لا تعطى لكافر، لقول الرسول لمعاذ حين بعثه إلى اليمن “فأعلمهم أن الله افترض عليهم صدقة في أموالهم تؤخذ من أغنيائهم، وترد على فقرائهم” رواه البخاري من طريق ابن عباس. كما أنهم لا يُعطون إلاّ إذا كانت العلة التي أُعطوا لأجلها موجودة، فإن انتفت العلة لم يُعطوا، كما امتنع أبو بكر، وعمر، عن إعطائهم، بعد أن عزّ

Muallaf tidak akan diberikan bagian dari zakat kecuali mereka itu muslim. Jika mereka kufur, maka mereka tidak diberi harta dari zakat. Hal ini karena zakat tidak diberikan kepada orang kafir, berdasarkan sabda Rasulullah saw kepada Mu’adz ketika diutus ke Yaman: “Beritahu mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka membayar zakat. Zakat itu diambil dari orang-orang kaya mereka dan dikembalikan kepada orang-orang fakir mereka.” HR Bukhary dari Ibnu Abbas. Mereka tidak diberi bagian dari zakat kecuali ada ‘illat yang menyebabkan mereka diberi zakat. Jika ‘illat-nya tidak ada, maka mereka tidak diberi zakat. Ini seperti yang dilakukan Abubakar dan Umar yang tidak memberikan bagian dari zakat kepada mereka setelah Islam kuat dan tersebar luas.


Kesimpulan :

  • Ada perbedaan kategori apakah muallaf qulubuhum itu meliputi orang yang sudah masuk Islam atau yang juga masih kafir. Berdasarkan istidlal dari Syaikh Abdul Qodim Zallum menegaskan bahwa harta zakat hanya diambil dan diberikan kepada muslim saja, sehingga orang yang masih kafir dan ditargetkan masuk/menolong Islam tidak diberikan istilah muallaf dan tidak diberikan zakat muallaf.
  • Tujuan pemberian zakat pada muallaf qulubuhum itu adalah untuk menguatkan keIslaman, membuatanya mempengaruhi rekan/kaum/kerabat yang masih kafir untuk masuk Islam, mencegah kejahatan orang kafir.

Wallahu a’lam.

Demikian, semoga bisa memberikan manfaat

Balikpapan 14 April 2022

Leave a comment